TUGAS
Nama : Septina Nur Martanti
NIM : A1C114015
Soal : Buatlah penjelasan tetntang reaksi perbandingan antara SN1 dan E1 pada senyawa Sekunder !
Jawab:
PERSAINGAN SUBSTITUSI DAN ELIMINASI
Ditinjau reaksi antara alkil halida
dengan kalium hidroksida yang dilarutkan dalam metil alkohol. Nukleofilnya
adalah ion hidroksida, OH-, yaitu nukleofil kuat dan sekaligus adalah basa
kuat. Pelarut alkohol kurang polar jika dibandingkan dengan air.
Keadaan-keadaan ini menguntungkan proses-proses SN2 dan E2 jika dibandingkan
dengan SN1 dan E1.
Reaksi SN2 cenderung terjadi jika digunakan pelarut yang lebih polar (air),
konsentrasi basa yang sedang, dan suhu sedang. Reaksi E2, cenderung terjadi
jika digunakan pelarut yang kurang polar, konsentrasi basa yang tinggi, dan
suhu tinggi.
Seandainya kita mengganti alkil halida
primer menjadi tersier, reaksi substitusi akan terhambat (ingat, urutan
reaktivitas untuk reaktivitas SN2 adalah 1o >2o >> 3o).
Tetapi, reaksi eliminasi akan cenderung terjadi karena hasilnya adalah alkena
yang lebih tersubtitusi. Pada kenyataannya, dengan t-butil bromida,
hanya proses E2 yang terjadi.
Jadi, bagaimana kita mengubah butil
bromida tersier menjadi alkoholnya? Kita tidak menggunakan ion hidroksida,
melainkan air. Air merupakan basa yang lebih lemah daripada ion hidroksida,
sehingga reaksi E2 ditekan. Air juga merupakan pelarut polar, yang
menguntungkan mekanisme ionisasi. Dalam hal ini, E1 tidak dapat dihindari sebab
persaingan antara E1 dan SN1 cukup berat.
Hasil utama adalah hasil subtitusi
(80%), tetapi eliminasi masih terjadi (20%). Ringkasannya, halida tersier
bereaksi dengan basa kuat dalam pelarut nonpolar memberikan eliminasi (E2),
bukan subtitusi. Dengan basa lemah dan nukleofil lemah, dan dalam pelarut
polar, halida tersier memberikan hasil utama subtitusi (SN1), tetapi sedikit eliminasi
(E1) juga terjadi. Halida primer bereaksi hanya melalui mekanisme-mekanisme SN2
dan E2, karena mereka tidak terionisasi menjadi ion karbonium. Halida sekunder
menempati kedudukan pertengahan, dan mekanisme yang terjadi sangat dipengaruhi
oleh keadaan reaksi. Halida-halida sekunder dapat bereaksi melalui mekanisme
SN1 dan SN2 secara serentak.
Alkali halida 20
; SN dan E terjadi kompetisi ----à campuran
Kalau digunakan nukleufil basa lemah dalam pelarut
polar aprotik, SN dominan.
Basa kuat seperti CH3CH2O-, OH- atau NH2- --à E2 dominan
SN1 dan E1 dapat terjadi terutama untuk alilik dan
benzilik if Nu nya basa lemah dengan pelarut protik
Seperti etanol dan asam asetat.
SN1 : gugus pergi lepas lebih dahulu, baru kemudian Nu
menyerang
Jadi reaksi bersaing antar SN dengan E pada senyawa sekunder yang lebih dominan adalah reaksi SN.